TABUNG OKSIGEN MEDIS
A.
LATAR BELAKANG
Teknologi
terapan tabung oksigen untuk keperluan medis adalah alat kesehatan yang
dipergunakan untuk membantu pasien dalam memperlancar pernafasan,membantu
meringankan kerja jantung dan paru paru saat pasien dalam kesehatan yang lemah.
B.
TUJUAN
§
Memenuhi kekurangan oksigen
§
Membantu kelancaran metabolisme
§
Sebagai tindakan pengobatan
§
Mencegah hipoksia
§
Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
PEMBAHASAN
Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan
oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan
hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4
menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak
yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan
Oksigenasi
a. Saraf
Otonomik
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari
saraf otonomik dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi, hal
ini dapat terlihat simpatis maupun parasimpatis. Ketika terjadi rangsangan,
ujung saraf dapat mengeluarkan neurotsransmiter (untuk simpatis dapat
mengeluarkan norodrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi dan untuk
parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkhokonstriksi)
karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergenik dan reseptor
kolinergik.
Semua hormon termasuk derivate
catecholamine dapat melebarkan saluran pernapasan.
b. Alergi
pada Saluran Napas
Banyak faktor yang dapat menimbulkan
alergi, antara lain debu yang terdapat dalam hawa pernapasan , bulu binatang,
serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain.
c. Perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi
jumlah kebutuhan oksigenasi, karena usia organ dalam tubuh berkembang seiring
usia perkembangan.
d. Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat memengaruhi
kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian tanah, dan suhu.kondisi
tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
e. Perilaku
Factor perilaku yang dapat memengaruhi
kebutuhan oksigenasi adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status
nutrisi).
Jenis Pernapasan
a.
Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses
masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan
biasa.Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan
mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh
Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa
oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan
oksigen 100 mmHg.
b.
Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses
terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang
sering melibatkan proses Semua hormon termasuk derivate catecholamine
dapat melebarkan saluran pernapasan.
Masalah Kebutuhan Oksigen
a.
Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak
tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat difisiensi oksigen
atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel, di tandai dengan adanya
warna kebiruan pada kulit (sianosis).
b.
Perubahan pola pernapasan
1. Tachipnea,
merupakan pernafasan yang memiliki frekuensi lebih dari 24 kali per
menit.
2. B
radypne a, merupakan pola pernapasan yang lambat dan kurang dari 10 kali
per menit.
3. H
ipervent ilas i, merupakan cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan jumlah
oksigen dalam paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam.
4. Kus
maul, merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat Nditemukan pada
orang dalam keadaan asidosis metabolic.
5. H
ipovont ilas i, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan
cukup yang dilakukan pada saat ventilasi alveolar serta tidak cukupnya
penggunaan oksigen yang ditandai dengan adanya nyeri kepala, penurunan
kesadaran disorientasi, atau ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi
akibat atelektasis,*lumpuhnya otot-otot pernafasan, defresi pusat pernafasan,
peningkatan tahanan jalan udara, penurunan tahanan jaringan paru, dan toraks,
sertta penurunan compliance paru dan toraks.
6. Dis
pne a, merupakan perasaan sesal dan berat saat pernafasan
7. Orthopne
a, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan
pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru.
8. Cheyne
stokes, merupakan siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula naik,
turun, berhenti, kemudian mulai dari siklus baru.
9. Pernapasan
paradoksial, merupakan pernapasan yang ditandai dengan pergerakan dinding paru
yang berlawanan atah dari keadaan normal, seriong ditemukan pada keadaan
atelektasis.
10. Bi ot, merupakan pernapasan
dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, tetapi amplitudonya tidak
teratur.
11. Esteridor, merupakan
pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan
PROSEDUR
Terapi
ini dilakukan pada penderita :
1. Dengan anoksia atau
hipoksia
2. Dengan kelumpuhan
alat2 pernafasan
3. Selama dan sesudah
dilakukan narcose umum
4. Mendapat trauma paru
5. Tiba2 menunjukan
tanda2 shock, dispneu cyanosis apneu
6. Dalam keadaan coma
PERSIAPAN
Alat
:
§
Tabung oxygen beserta isinya
§
Regulator dan flow meter
§
Botol pelembab
§
Masker atau nasal prong
§
Selang penghubung
TATA
KERJA :
a. Pemberian oksigen langsung melalui nasal prongs
b. Dapat digunakan untuk jangka panjang
c. Mencegah rebreathing
d. Dapat digunakan selama makan dan berbicara
e. Alatnya
sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6lt/menit dan konsentrasi
oksigen sebesar 24%-44%.
f.
Iritasi
lokal, dermatitis dan perdarahan hidung dapat terjadi dan volume pemberian
diatas 4l/min tidak boleh diberikan secara rutin.
Cara pemasangan
:
a. Cuci tangan
b. Memberitahukan pasien
c. Atur posisi klien yang
nyaman(semi fowler)
d. Isi tabung humidifier dengan water for
irigation batas yang tertera
e. Menghubungkan flow meter pada tabung
oksigen/ sentra oksigen
f. Cek fungsi flow meter dan humidifier
dengan memutar konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam
tabung flow meter.
g. Menghubungkan kateter nasal dengan flow
meter
h. Alirkan oksigen ke kateter nasal dengan
aliran antara 1-6 lt/menit dan nasal kanul 1-6 lt/menit
i. Cek aliran nasal kanul /
kateter kanul dengan menggunakan punggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya
aliran oksigen
j. Pasang alat kateter
nasal/ kanul nasal pada klien
k. Fiksasi selang oksigen
l. Alirkan oksigen
sesuai yang diingainkan
m. Cuci tangan
n. Rapikan perlatan kembali
o. Dokumentasikan pada status klien
KEUNTUNGAN :
oksigen
stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, dalam pemasangannya
sangat mudah jika dibandingkan dengan pemasangan kateter, murah, disposibel,
klien bebas makan, minum, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan
terasa nyaman dan dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut.
KEKURANGAN :
Kekurangan penggunaan nasal kanul adalah
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen
berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul
hanya 1 - 1.5 cm, tidak dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi nasal.
Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit jarang digunakan, sebab pemberian
flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya
pemborosan oksigen dan menyebabkan mukosa kering dan mengiritasi selaput
lendir. Dapat menyebabkan kerusakan kulit diatas telinga dan di hidung akibat
pemasangan yang terlalu ketat.
BAGIAN BAGIAN.
nasal kanul : merupakan
tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang menonjol untuk dimasukkan
kedalam lobang hidung, metode ini merupakan metode yang paling mudah dan paling
dapat diterima karena lebih efektif, mudah dipakai oleh klien
(Potter&Perry,1997). Klien yang menerima terapi oksigen melalui nasal kanul
hidung dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat makan minum dan melakukan
aktifitas setiap hari. Klien juga dianjurkan untuk bernafar melalui hidung
karena pernafasan lewat mulut dapat menurunkan bahkan dapat menghilangkan
oksigen. Oksigen dengan nasal kanule diberikan 1-6 l/mnt (Potter&Perry,
1997). Diatas 6 l/mnt tidak akan meningkatkan oksigen yang dihasilkan, justru
hal ytersebut akan meningkatkan kekeringan membran mukosa. Bagaimanapun oksigen
dengan nasal kanul biasanya digunakan dengan kecepatan aliran 2-3 l/mnt.
Humidifier :
humidifier dilengkapi dengan tabung air steril yang bisa didisi kembali. Alat
ini melekat pada pada alat yang menghasilkan oksigen. Humidifier berfungsi
melembabkan membasahi oksigen sebelu bergerak melalui hidung ke paru-paru
sehingga mencegah mengeringnya membran mukosa saluran pernafasan. Air yang
digunakan harus steril untuk mencegah infeksi dari mikro organisme yang dapat
tumbuh dalam lingkungan lembab.
Flowmeter : merupakan alat yang melekat
ke oksigen outlet, yang mengatur jumlah oksigen yang dihasilkan. Ada 2 tipe
flowmeter : balon air raksa dan ukuran, kedua tipe mencatat jumlah liter yang
dikeluarkan permenit.
Sumber oksigen :
Oksigen biasanya disimpan dalam tabung atau berasal sentral/\. jumlah gas
dicatat dalam ukuran pounds perinchi persegi. ketika tabung hampir kosong jarum
menunjuk ke area merah dan menandakan tabung harus ganti. terdapat juga
tabung-tabung yang kecil untuk keadaan darurat, dapat dipindahkan dan biasanya
aman karena bertekanan rendah.
Kesimpulan
Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih
dari 20 % pada tekanan 1 atmosphir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam
darah. Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru
melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan (Standar
Pelayanan Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI, 2005). Dalam teknologi terapan tabung
oksigen ini maka teknologi ini belum akan tergantikan dikarenakan 100%
menggunakan oksigen dan efektif dalam membantu pasien dalam meringankan kerja organ
tubuh seperti jantung dan paru paru,dan memperlancar metabolisme tubuh dan
menjaga agar tetap cukup suplai oksigen ke dalam otak.
Daftar
pustaka
http://Teguhsubianto.Blogspot.com/2009/07/Prosedur-pemberian-oksigen-02.html, di unduh 10
september 2011-09-11
http://razimaulana.wordpress.com/2008/11/02/terapi-oksigen,
di unduh
10 september 2011
Hidayat,A.aziz
alimul dan Musrifatul uliyah.2005.Kebutuhan Dasar manusia.Buku kedokteran